Rabu, 13 Maret 2013
Bakteri Semakin Berkembang Akibat Antibiotik Tak Bekerja
Jakarta, Antibiotik selama ini dikenal sebagai obat yang dapat membantu penyembuhan. Tetapi bagaimana jika ternyata antibiotik saat ini sudah tidak mampu menangani infeksi atau penyakit lainnya?
Antibiotik yang selama ini digunakan untuk berbagai penyembuhan justru menyebabkan 'ancaman bencana' bagi masyarakat. Hal ini dikatakan oleh kepala medis Inggris dalam peringatannya sebagai tindakan yang mendesak bagi seluruh dunia.
"Jika tidak diambil tindakan keras dalam penggunaan antibiotik, dan tidak ada penemuan yang baru, maka kita akan menemukan sistem kesehatan kita tidak berbeda seperti pada zaman abad 19 dalam beberapa hal," jelas Dame Sally Davies seperti dikutip dari Guardian, Selasa (12/3/2013).
Sementara beberapa antiobiotik gagal bekerja, bakteri kian berkembang. Meskipun 'superbug' methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan bakteri C telah berkurang di beberapa rumah sakit, namun telah terjadi peningkatan yang mengkhawatirkan pada jenis-jenis bakteri lain, termasuk strain baru dari E coli dan Klebsiella yang menyebabkan pneumonia.
Bakteri tersebut termasuk bakteri gram negatif yang banyak ditemukan dalam usus, bukan pada kulit. Diketahui bakteri ini berbahaya bagi orang tua.
"Resistensi antimikroba merupakan ancaman bencana," kata Dame.
"Jika kita tidak bertindak sekarang, salah satu dari kita akan masuk ke rumah sakit pada 20 tahun mendatang untuk operasi kecil dan mati karena infeksi yang tidak dapat diobati dengan antibiotik dan akan mengalami operasi rutin seperti penggantian pinggul atau transplantasi organ. Hal ini mematikan karena adanya risiko infeksi," imbuhnya.
Itu sebabnya pemerintah dan organisasi di seluruh dunia, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan G8, perlu memperhatikan hal ini dengan serius.
"Sudah ada penurunan 85 persen pada MRSA, yang berarti sebagian besar rumah sakit memiliki tidak lebih dari dua atau tiga kasus setahun. Tapi sekarang ada 50 sampai 100 kasus infeksi akibat bakteri gram negatif untuk setiap kasus MRSA," jelas Profesor Mike Sharland dari rumah sakit St George di London yang juga penasihat Departemen Kesehatan dan penggunaan antimikroba (antibiotik dan anti-virus) pada anak-anak.
Antibiotik gagal bekerja karena bakteri semakin mengembangkan resistensinya terhadap obat dari waktu ke waktu. Dalam dekade setelah penemuan penisilin, hal itu tampaknya tidak menjadi masalah karena perusahaan obat mengembangkan versi baru. Tapi tidak untuk setelahnya dan sampai sekarang. Dame sendiri telah mengumumkan untuk pengembangan kembali antibiotik kepada beberapa industri farmasi dan perusahaan, namun banyak yang akhirnya menyerah karena ketahanan bakteri terhadap obat semakin berkembang.
"Bagaimana pun ada peningkatan jumlah infeksi yang hampir tidak ada pilihan terapeutik, dan kita sangat membutuhkan penemuan baru, penelitian dan pengembangan. Inggris ini sangat baik untuk melakukan penemuan dasar dan penelitian untuk molekul antibakteri baru," kata Laura Piddock selaku profesor mikrobiologi dan wakil direktur dari lembaga mikrobiologi dan infeksi di Birmingham. Laura sangat memuji tindakan Dame dalam pengembangan antibiotik.
Resistensi antimikroba merupakan masalah serius, oleh karena itu perusahaan farmasi disarankan aktif terlibat dalam meneliti dan mengembangkan obat antimikroba baru.
Untuk diketahui, sebanyak 5.000 pasien meninggal setiap tahun di Inggris karena hal ini, di mana bakteri masuk ke dalam aliran darah dan dalam setengah kasus terjadi akibat bakteri yang resisten terhadap obat.
http://health.detik.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar